Dari Konsep ke Aksi Melalui I5 Framework untuk BUMN
Setelah memahami fondasi dan arsitektur EB2P Corporation, pertanyaan besar berikutnya muncul: Bagaimana seluruh konsep tersebut dijalankan? Bagaimana sebuah ekosistem pengetahuan yang kompleks dapat diterjemahkan menjadi langkah nyata, terukur, dan berkelanjutan? Inilah titik kritis yang sering membuat berbagai program transformasi berhenti di tingkat wacana — kaya konsep, tetapi miskin eksekusi.
EB2P tidak boleh menjadi konsep ideal yang hanya tersimpan dalam dokumen strategi. Ia harus hidup, bergerak, dan menghasilkan nilai. Untuk itulah dibutuhkan sebuah mekanisme implementasi yang sistematis, adaptif, dan berorientasi dampak. Mekanisme tersebut dirumuskan oleh Mohamad Haitan Rachman melalui I5 Framework — sebuah smart implementation engine yang dirancang khusus untuk mengoperasionalisasikan EB2P di lingkungan BUMN dan organisasi besar lainnya.
I5 sebagai Mesin Implementasi Cerdas
I5 Framework bekerja seperti sistem pencernaan pengetahuan dalam ekosistem EB2P. Setiap input — berupa ide, data, riset, pengalaman lapangan, atau umpan balik masyarakat — tidak dibiarkan mengendap tanpa nilai. I5 memastikan bahwa setiap pengetahuan diproses melalui tahapan yang jelas, logis, dan menghasilkan keluaran (output) yang bernilai.
Bagi BUMN, I5 menjadi alat untuk bergerak dari konsep → strategi → implementasi → dampak → pembelajaran.
Inilah yang menjadikan EB2P sebuah living system, bukan hanya proyek transformasi jangka pendek.
Lima Pilar Utama I5 Framework
1. Identify – Mengenali Aset dan Peluang Pengetahuan
Tahap pertama memastikan organisasi mampu memetakan apa yang sudah dimiliki dan apa yang masih dibutuhkan:
-
aset pengetahuan,
-
kompetensi SDM,
-
data operasional,
-
peluang inovasi,
-
tantangan strategis,
-
dan kebutuhan stakeholder.
Identify berarti membuka mata terhadap potensi internal dan eksternal, menghindarkan organisasi dari kesalahan umum: memulai tanpa memahami knowledge baseline.
2. Integrate – Membangun Konektivitas Antar Unit dan Mitra
Pengetahuan bernilai ketika terhubung. Pada tahap ini, I5 menyatukan:
-
divisi-divisi dalam BUMN,
-
platform digital,
-
jejaring antar-BUMN,
-
akademisi, startup, dan komunitas.
Integrate menciptakan aliran pengetahuan lintas batas yang memperkuat kolaborasi dan mencegah silo.
3. Innovate – Menciptakan Nilai Baru Berbasis Pengetahuan
Tahap ini adalah jantung I5:
pengetahuan diolah menjadi ide, prototype, layanan, atau kebijakan baru.
Innovate mendorong penggunaan data, teknologi digital, dan insight pasar untuk melahirkan nilai baru — baik inovasi bisnis maupun inovasi sosial.
4. Implement – Menerapkan Inovasi dalam Proses Bisnis
Inovasi tidak berarti apa-apa jika tidak diterapkan.
Implement memastikan setiap gagasan diuji, dipilotkan, dan dilaksanakan dalam alur kerja nyata, lengkap dengan mekanisme monitoring dan evaluasi.
5. Improve – Melakukan Pembelajaran Berkelanjutan
Tahap terakhir menutup sekaligus membuka siklus baru.
Organisasi belajar dari hasil implementasi: apa yang berhasil, apa yang dapat diperbaiki, dan bagaimana pengetahuan baru dapat memperkaya sistem.
Improve menjadikan EB2P terus hidup, adaptif, dan berkembang secara mandiri.
EB2P Menjadi Sistem yang Hidup
Melalui lima pilar I5 Framework, EB2P berubah dari konsep menjadi aksi, dari teori menjadi dampak, dan dari sistem statis menjadi organisme cerdas yang selalu belajar dan beradaptasi.
Dengan demikian, I5 bukan hanya alat implementasi — ia adalah denyut nadi yang menjaga ekosistem EB2P tetap bergerak maju secara terarah, terukur, dan berkelanjutan.

Komentar
Posting Komentar